Krisis moneter 1998 membuat banyaknya kepailitan bagi para pengusaha. Di mana, defisit ekonomi Indonesia mencapai 13%.
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia mengatakan, di saat itu, hampir semua pengusaha besar melarikan diri atau bahkan ‘mempailitkan’ diri. Hanya saja, ekonomi Indonesia tumbuh berkat adanya UMKM.
“Tapi kita beri penghargaan untuk UMKM. Tapi kenapa hanya sampai kelas menengah,” ujarnya di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (27/3/2017).
Belajar dari hal ini , jumlah pelaku ekonomi Indonesia harus ditingkatkan. Dengan begitu, maka ekonomi Indonesia tetap dapat tumbuh hingga mencapai target yang diharapkan.
“Pelaku ekonomi kita semakin hari semakin banyak. Kesebelasan politik sudah ada ganti nya tapi kalau pengusaha belum, padahal kita anak muda juga ingin jadi pemain inti,” ungkapnya.
Diharapkan, kerjasama antara dunia usaha dan pemerintah dapat berdampak positif bagi pertumbuhan jumlah pengusaha di Indonesia. Utamanya adalah pengusaha muda yang akan mengemban estafet pembangunan ekonomi Indonesia.
“Pengusaha ada dua, pertama by nasib kedua by nasib. Kalau by nasab itu melanjutkan usaha keluarga. Tapi kita butuh by design yang merupakan perpaduan by nasab dan by nasib. Sehingga para pelajar kita didik tidak hanya sebagai pekerja tapi sebagai entrepreneur,” tutupnya.
Sumber : okezone.com