Saat membuat laporan keuangan perusahaan khususnya bisnis skala kecil dan menengah, siklus akuntansi UMKM berperan sangat penting. Namun, pelaku usaha terus mengabaikan hal ini khususnya pemilik UMKM. Catatan keuangan biasa tidak cukup untuk merumuskan dan menerapkan keputusan bisnis, sehingga laporan keuangan perlu menggunakan siklus ini. Siklus ini tidak hanya diperuntukkan untuk perusahaan besar, namun dapat diterapkan juga oleh UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah).
Siklus akuntansi UMKM dapat membantu pemilik usaha dalam menjalankan bisnisnya. Penerapan siklus ini dapat memperlancar proses pencatatan arus keuangan dan mampu merencanakan masa depan dari usaha yang dijalankan. Siklus akuntansi juga dapat mempermudah pengelolaan penghasilan sehingga pemilik usaha bisa melihat pendapatan bersih yang diterima dan pelaporan pajak yang tepat.
Tapi, apa sih siklus akuntansi itu? Bagaimana tahapannya? Simak penjelasan berikut untuk informasi yang lengkap.
Pengertian Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi merupakan tahapan kegiatan akuntansi yang dilakukan secara sistematis yang meliputi pencatatan, pengelompokan, dan peringkasan data keuangan yang telah diproses dan pelaporan dimulai dari terjadinya transaksi hingga penutupan pembukuan. Siklus akuntansi umumnya berlangsung selama satu tahun kalender. Dalam kurun waktu tersebut, semua prinsip, peraturan, metode dan teknik akuntansi digunakan untuk mencatat semua aktivitas akuntansi yang terkait dengan bisnis.
Siklus akuntansi UMKM diawali dengan pembukuan di awal tahun dan berakhir dengan jurnal penutup. Selama perusahaan beroperasi, prosedur akuntansi ini akan terus dilakukan sehingga membentuk suatu siklus. Keberadaan siklus ini mampu membantu pemilik UMKM dalam mengkaji situasi keuangan perusahaan.
Tahapan Siklus Akuntansi UMKM
Siklus akuntansi memiliki tahapan yang perlu dilalui secara bertahap. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi akuntansi yang tepat sehingga mampu membantu proses pengambilan keputusan oleh perusahaan. Tahapan dari siklus yang harus dilakukan yaitu:
1. Identifikasi Transaksi
Tahap pertama dari siklus akuntansi UMKM adalah membuat identifikasi setiap transaksi. Kegiatan identifikasi ini harus dilakukan secara tepat oleh akuntan dengan cara melakukan pencatatan setiap transaksi yang terjadi. Transaksi akuntansi yang dicatat merupakan transaksi yang berdampak secara langsung pada perubahan kondisi keuangan perusahaan dan harus dinilai secara objektif. Selain syarat tersebut, transaksi juga harus memiliki bukti transaksi yang valid sehingga dapat diverifikasi dan diidentifikasi.
Bukti transaksi dapat berupa kuitansi, faktur, nota, atau bukti lainnya yang dianggap sah. Oleh sebab itu, setiap transaksi yang berhubungan dengan perubahan kondisi keuangan perusahaan sebaiknya dilengkapi dengan bukti transaksi yang valid.
2. Analisis Transaksi
Siklus akuntansi selanjutnya yang perlu dilakukan pelaku UMKM adalah menganalisis transaksi tersebut tentang pengaruhnya terhadap kondisi keuangan UMKM. Sistem pencatatan akuntansi dalam perusahaan selalu menggunakan double-entry system yang artinya setiap transaksi yang terjadi memberi pengaruh pada posisi keuangan di debit dan kredit dan harus dalam jumlah yang sama besarnya. Secara sistematis, akuntansi menggunakan persamaan:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
3. Pencatatan Transaksi dalam Jurnal
Tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah mencatat semua transaksi ke dalam sebuah jurnal keuangan. Jurnal adalah sebuah catatan kronologis selama satu periode transaksi-transaksi yang terjadi. Proses memasukkan informasi ini disebut penjurnalan.
Dalam proses penjurnalan, tiap transaksi dibagi menjadi dua bagian yaitu debit dan kredit. Pencatatan ini dapat dilakukan dalam jurnal umum. Pelaku UMKM harus melakukan pencatatan transaksi secara berurutan dan teliti sehingga tidak ada transaksi yang terlewatkan dan pada masa akhir akan mendapatkan jumlah debit dan kredit yang sama besarnya.
4. Unggah ke Buku Besar
Setelah dicatat dalam jurnal, langkah selanjutnya dalam siklus akuntansi UMKM adalah memindahkan semua transaksi ke dalam buku besar. Buku besar merupakan kumpulan rekening pembukuan yang berisi informasi aktiva tertentu yang dicatat dalam satu periode. Umumnya, perusahaan memiliki daftar susunan rekening-rekening buku besar atau chart of accounts (CoA).
Masing-masing rekening diberi nomor kode untuk memudahkan proses identifikasi jurnal tersebut serta memudahkan pengecekan ulang atau melihat referensi terkait dengan transaksi yang terjadi jika sudah dicatat dalam buku besar.
5. Penyusunan Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian
Neraca saldo berisikan daftar saldo dari masing-masing rekening pada buku besar pada periode tertentu. Dalam menuliskan neraca saldo, saldo yang terdapat dalam buku besar UMKM disatukan dan harus dalam kondisi yang sama jumlahnya. Bila dalam suatu kondisi ternyata ada transaksi yang belum tercatat atau ditemukan kesalahan dalam neraca saldo, maka pemilik usaha atau akuntan perlu melakukan pencatatan dalam penyesuaian.
Penyusunan jurnal bersifat periodik dan prosesnya sama dengan penjurnalan pada umumnya. Setelah dicatat dalam jurnal penyesuaian, maka hasil laporan keuangan UMKM menjadi aktual.
6. Penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian dan Laporan Keuangan
Neraca saldo penyesuaian dibuat berdasarkan buku neraca saldo yang sudah dibuat sebelumnya dengan memperhatikan jurnal penyesuaian. Saldo tersebut terbagi ke dalam kelompok aktiva dan pasiva sesuai dengan statusnya kemudian disusun hingga jumlah saldo keduanya sama besar. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan neraca saldo penyesuaian adalah jumlah saldo pada aktiva dan pasiva berjumlah sama besar atau seimbang. Pelaku UMKM harus tahu bahwa saldo yang seimbang belum tentu benar, namun saldo yang benar sudah pasti seimbang.
Dalam laporan keuangan UMKM, laporan keuangan yang disusun yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan neraca yang menghitung likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.
7. Jurnal Penutup
Jurnal penutup disusun pada akhir periode akuntansi dengan cara menutup rekening nominal atau rekening laba rugi. Untuk menutup kedua rekening tersebut, caranya bisa membuat nihil atau me-nol-kan rekening terkait.
Tujuan penutupan rekening adalah untuk melihat aliran sumber-sumber selama periode akuntansi tersebut. Setelah ditutup, jurnal penutup digunakan untuk mengukur setiap kegiatan yang telah dilaksanakan selama periode tersebut.
Pada periode selanjutnya, jurnal penutup digunakan untuk memulai kembali dalam siklus akuntansi UMKM selanjutnya.
8. Tahap Opsional: Penyusunan Neraca Saldo dan Jurnal Pembalik
Tahap terakhir ini merupakan tahapan opsional. Neraca saldo pada tahap ini merupakan daftar saldo rekening-rekening buku besar setelah dibuat jurnal penutup. Sementara jurnal pembalik dibuat pada awal periode dengan tujuan menyederhanakan proses pencatatan beberapa transaksi tertentu, terutama yang selalu berulang.
Penerapan siklus akuntansi dalam UMKM dapat membantu pemilik usaha membuat keputusan penting terkait arah usahanya. Maka dari itu, hadirlah Software Akuntansi Simple Accounting yang akan membantu kamu membuat pencatatan keuangan sesuai siklus akuntansi yang tepat.
Pencatatan Keuangan dengan Software Akuntansi
Siklus akuntansi merupakan langkah-langkah penting dalam pengelolaan keuangan bisnis, termasuk bagi UMKM. Pentingnya siklus ini adalah untuk membantu UMKM memperoleh informasi keuangan yang akurat dan dapat diandalkan, sehingga memudahkan dalam membuat keputusan bisnis yang tepat. Salah satu cara untuk memudahkan proses akuntansi bagi UMKM adalah dengan menggunakan software akuntansi, seperti Simple Accounting. Simple Accounting menyediakan fitur-fitur yang memudahkan UMKM dalam pencatatan dan analisis keuangan, serta membantu meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan keuangan bisnis. Dengan memanfaatkan Simple Accounting, UMKM dapat mengoptimalkan penggunaan siklus akuntansi dalam pengelolaan keuangan bisnis mereka, dan membuat keputusan bisnis yang lebih cerdas dan strategis.
Tunggu apa lagi? Klik link berikut untuk mulai berlangganan dan dapatkan trial 30 hari GRATIS!